Wednesday 30 January 2013

Putri Andalucia


Ada sebuah Negara yang bernama Andalucia. Andalucia ini merupakan Negara yang maju, makmur dan sejahtera. Kemajuan yang dialami Negara Andalucia ini tidak lain karena ia memiliki seorang raja yang sangat adil dan sangat bijaksana. Raja Andalucia ini bernama Udin bin Mansur bin Yazid Al Andalusi. Karena saking sibuknya melayani rakyatnya ia hampir saja lupa bahwa ia mempunyai seorang puteri yang cantik jelita yang sampai saat ini masih belum mempunyai pendamping hidup. Walaupun ia seorang raja, tetapi ia juga seorang ayah dari anak puterinya yang mempunyai tugas kewajiban untuk menikahkan anak puterinya.
Raja Udin ketika itu baru terfikir untuk menikahkan anak putrinya. Ia kemudian mendatangi anak puterinya dan bertanya tentang criteria lelaki yang pantas untuk ia jadikan teman dalam hidupnya. Sang Putri pun memberikan criteria lelaki yang pantas buatnya yaitu lelaki yang pandai dalam menulis bait-bait puisi agar ia selalu merasa bahagia dalam hidupnya.

Tak lama kemudian Raja Udin pun akhirnya memanggil menkoinfonya untuk mengumumkan ju’alah atau  sayembara dalam menulis bait-bait puisi dengan hadiah menikah dengan Putri Andalucia bagi penulis puisi terbaik. Sang menkoinfo dibantu oleh ajudan-ajundannya menyebarkan pengumuman ini melalui selembaran yang bernama pesbuk ke seluruh pelosok negeri andalucia ini. Ketentuan dari sayembara ini ialah puisi harus ditulis dalam bentuk tulisan tangan dan dikirimkan selambat-lambatnya tiga minggu kalau jalan kaki dan satu minggu kalau naik kuda(khusus daerah terpencil dibuktikan dengan e-KTP) sedangkan untuk daerah sekitar ibu kota paling lambat dua hari kalau pakai kuda dan seminggu kalau jalan kaki serta dibuktikan dengan e-KTP terbaru. 
Menyebarlah pengumuman sayembara menulis puisi ini dikalangan khlayak ramai. Namun yng paling antusias dalam sayembara ini ialah para pemuda, karena hadiah pemenang dari sayembara ini akan dinikahkan dengan Putri Raja Andalucia. Semenjak saat itu para pemuda Negara Andalucia semuanya sibuk menulis bait-bait puisi.Tidak jarang toko-toko peralatan tulis kehabisan stok kertas dan pena di tokonya, dikarenakan saking banyaknya pemuda-pemuda yang membeli kertas dan pena. 

Saat itu ada dua orang pemuda yang bernama Borne dan andals sedang jalan-jalan dikampung sebelah. Mereka merasa aneh melihat tingkah laku dari para pemuda kampung sebelah yang sibuk menulis dikertas sambil membaca bait-bait puisi. Borne dan Andals merasa semakin penasaran, karena tiga hari yang lalu mereka juga jalan-jalan ke kampung sebelah ini. Akhirnya rasa penasaran mereka terobati setelah membaca selembaran pesbuk yang dipasang disebuah pohon. Sekarang mereka baru tahu ternyata Negara mereka Andalucia sedang mengadakan sayembara.
Sebagai pemuda yang normal Borne dan Andals pun tidak mau ketinggalan dengan pemuda-pemuda lain dalam bersaing memperebutkan Putri Andalucia. Borne dan Andals akhirnya memutuskan untuk ikut sayembara menulis puisi ini. Tidak ada kendala berarti yang dialami oleh Borne dalam menulis puisi, paling hanya masalah dalam memilih kata yang halus dan menarik saja. Adapun judul puisi yang ia tulis ialah Share Devidend. Judul ini ia ambil ketika ia teringat waktu mengikuti halaqah Syaikh Al Mazindarani yang merupakan bapak Akuntansi Islam. Beda hal nya dengan Andals, bukannya dia tidak pandai berpuisi, tapi yang menjadi masalah bagi dirinya ialah ia tidak bisa baca tulis. Sebagai teman yang baik Borne tidak mau melihat temannya sedih karena tidak bisa menulis puisi yang sebenarnya sudah ada dibenak temannya tersebut, walaupun sebenarnya ia menyadari bahwa Andals merupakan saingannya juga dalam sayembara ini. Dengan niat yang ikhlas dan semangat persahabatan Borne menuliskan apa yang keluar dari mulut Andals berupa untai-untain bait puisi yang ia tuturkan hingga selesai.

Selesai sudah bait-bait puisi yang dibuat oleh Borne dan Andals. Setelah mempersiapkan bekal perjalanan Borne dan Andalas memutuskan berangkat menuju istana kerajaan yang jaraknya dapat menghabiskan waktu sekitar tiga minggu lamanya dengan jalan kaki. Jarak dan waktu bukanlah penghalang bagi mereka berdua  untuk menyerahkan puisi dalam sayembara ini kepada Putri Andalucia. Tepat di hari terakhir minggu ketiga akhirnya Borne dan Andals tiba di istana Andalucia, maklum rumah mereka sangat jauh. Setibanya disana mereka menyaksikan banyak pemuda yang menyerahkan kertas yang berisi puisi yang mereka buat kepada putri Andalucia. Tak mau keinggalan Borne dan Andals juga menyerahkan puisi buatan mereka kepada Putri Andalucia.

Dari sekian banyak puisi yang dikasihkan kepada Putri Andalucia maka ditetapkan hanya dua buah puisi yang berhak lolos kebabak final. Diumumkanlah dua puisi yang masuk final tersebut yaitu puisi yang berjudul “Share Devidend”  yang dikarang oleh Borne dan puisi yang berjudul “Antara Cinta dan Air” oleh Andals. Ternyata benar apa telah difikirkan sebelumnya oleh Borne bahwa Andalas akan menjadi pesaing bagi dirinya.

Babak final segara dimulai. Adapun aturan dalam babak final ini para peserta final diminta untuk membacakan puisi mereka masing-masing dihadapan Putri Andalucia dan Raja Udin. Maka dipanggillah peserta pertama untuk membacakan puisinya yaitu Borne dengan judul puisi “Share Devidend”. Tidak lama kemudian Borne membacakan puisinya dengan penuh penghayatan jiwa dan rasa.              
                                                        Share Devidend
(Oleh Borne)
Cinta itu menurtku tak ubahnya laksana share devidend
Yang harus dideklarasikan, direcord, dan didistribusikan
Ku deklarasikan cinta ini ketika kumelihat betapa indah akhlak dan budi pekertimu
Rasanya ku ingin deklarasikan langsung kepada mu,
tapi sayang aku takut rabb ku tak meridhoi ku
Cukuplah cintai ini hanya terrecord didalam hati
jika sudah saatnya nanti, pasti kudistribusikan cintai ini saat kamu sudah kumiliki

Semua hadirin, Raja dan Putri Andalucia sangat terpukau dengan penampilan puisi yang dibacakan oleh Borne. Selesai sudah penampilan dari Borne.

Tibalah giliran Andals untuk membacakan puisinya dihadapan Raja Udin dan putrid Andalucia. Maka dipanggillah nama Andals untuk membacakan puisinya. Andals pun mulai kebingungan dan grogi karena ada beberapa bait puisi ia sudah lupa. Mungkin karena jauh dan lamanya perjalanan yang telah ia lalui. Untuk membaca tulisan puisi yang sudah buatnya Andals tidak bisa, karena ia tidak bisa baca dan menulis. Melihat temannya mengalami masalah, Borne akhirnya mendatangi temannya yang bernama Andals tersebut dan menanyakan masalah yang dialaminya. Terjadilah diskusi antara Borne dan Andals untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh Andals. Hasil diskusi tersebut Andals meminta Borne untuk membacakan puisinya dihadapan Raja Udin dan putrid Andalucia dengan catatan puisi tersebut atas nama Andals. Borne kemudian meminta izin kepada Raja dan putri Andalucia untuk membacakan puisi dari temannya yang bernama Andals dengan alasan lidah Andals masih kelu sehingga sulit untuk membacakan puisinya. Sebagai raja yang adil dan bijaksana Raja Udin memberikan izin kepda Borne untuk membacakan puisi milik Andals. Demi persahabatan Borne membacakan puisi milik sahabatnya Andals.                    
    Antara cinta dan air
(oleh Andals)
Antara cinta dan air itu tak ada bedanya
Warna air selalu berubah sebagaimana kita merubahnya
Begitu juga cinta yang selalu berubah sebagaimana kita merubahnya
Antara cinta dan air itu tak ada bedanya
Rasa air selalu berubah sebagaimana kita merasakannya
Begitu juga cinta yang selalu berubah sebagaimana kita merasakannya
Namun cintaku ini beda tak seperti warna dan rasa
Cintaku ini laksana dalamnya air di samudera yang tak seorangpun dapat merubahnya

Tidak jauh beda dengan puisi sebelumnya para hadirin, Raja Udin dan putri Andalucia dibuat terpana oleh puisi yang dibacakan oleh Borne walaupun sebenarnya puisi ini ialah miliknya Andals.
Selesai sudah penampilan dari finalis dalam sayembara ini. Maka datanglah saat yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman pemenang dari sayembara ini. Adapun yang menilai dan menetapkan siapa yang berhak menjadi juara dalam sayembara ini adalah Putri Andalucia, karena yang menjadi pemenangnya nanti akan menjadi suaminya. Putri andalucia akhirnya memutuskan yang berhak menjadi pemenang dalam sayembara ini adalah Borne dengan berbagai pertimbangan termasuk judul dan isi puisi Borne yang lebih menarik dibanding puisi milik Andals. Walaupun sebenarnya puisi milik Andals juga bagus, hanya saja bukan Andals yang membacanya.

 Borne mendengar dirinya menjadi pemenang, Borne langsung sujud syukur dan berdoa semoga Putri Andalucia merupakan calon istri yang Allah SWT pilihkan buat dirinya. Selesai berdoa ia langsung tersenyum dan teringat dengan perkataan Steve Jobs “Market is not about science, it’s about art” tapi sekarang kata tersebut tak lagi belaku bagi dirinya dan harus segera dirubah dengan ”Nikah is not about science, it’s about art”.

Bogor, 31 Januari 2013

Sunday 27 January 2013

Bacalah...


Tepatnya setahun lalu di Bulan Ramadhan ketika itu saya sebagai perwakilan dari HIMAPAS(Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Sambas) diminta sebagai pemateri untuk mengisi acara pesantren kilat(sanlat) di sebuah SMP. Memang sudah menjadi tradisi bagi kami ketika ditunjuk untuk mengisi acara sanlat tidak boleh menolak termasuk saya. Setelah pembukaan dan perkenalan kepada para peserta sanlat saya tidak langsung menyampaikan materi yang ada dijadawal tapi saya hanya bertanya kepada para peserta tentang hobi mereka masing-masing. Bermacam-macam memang ternyata hobi mereka. Ada yang hobinya main sepakbola, badminton, jalan-jalan, menulis, nonton, dengerin music, ngappak disungai (ngojai disusukan cek sundana mah hhee) itu mah saya kali hehe, membaca, dan lain-lain.

Kalau yang hobinya main sepak bola, badminton, jalan-jalan, menulis, nonton atau dengerin music bukanlah suatu hal yang aneh bagi saya. Namun ada satu hobi yang menurut saya agak sedikit aneh yaitu yang hobinya membaca. Hobi kok membaca, aneh. Menurut saya yang namanya hobi itu sangat erat kaitannya dengan antara sesuatu yang disukai dan tidak disukai oleh seseorang. Apa jadinya misalkan jika saya katakana bahwa saya tidak hobi makan atau saya tidak suka makan. Mungkinkah saya dapat bertahan hidup? Jawabannya mungkin, tapi tidak mungkin saya bisa hidup lama dan saya akan sakit-sakitan. Membaca itu bukan hanya sekedar hobi yang disukai atau tidak disukai oleh seseorang akan tetapi membaca merupakan kebutuhan manusia seperti halnya makan dan minum.

Saturday 26 January 2013

Deklarasi Perjanjian Cipambuan



Aku tahu pasti kalian semua tidak pernah menemukan deklarasi perjanjian cipambuan didalam buku-buku atau literartur-literatur sejarah yang ada di dunia ini. Perjanjian ini memang sengaja dirahasiakan karena deklarasi perjanjian ini adalah deklarasi perjanjian yang paling fenomenal dalam sejarah hidup manusia.
 Deklarasi perjanjian ini dibuat oleh dua orang pemuda dari dua pulau terbesar di Negeri Indonesia, pulau andalas dan borneo. Mereka yakin dengan deklarasi perjanjian ini mereka akan menjadi inspirator dunia(1).

 Dalam deklarasi perjanjian Cipambuan ini mereka sepakat bahwa mereka dalam  setiap  hari mereka wajib menulis minimal satu tulisan baik itu berupa artikel, catatan harian, puisi, opini, cerpen, novel atau karya tulis ilmiah. Yang pada intinya tiap hari mereka harus punya tulisan yang harus saling mereka laporkan. Sebenarnya deklarasi ini dibuat atas suatu peristiwa yang tidak disengaja(2) ketika semua teman-teman mereka pergi meniggalkan mereka(3) dan sebuah status yang pernah dibuat oleh pemuda borneo yang tertulis ”bacalah maka kau akan mengenal dunia, menulislah maka kau akan dikenal dunia”(4).

Bacalah maka kau akan mengenal dunia, menulislah maka kau akan dikenal dunia. Tunggu apa lagi, so   baca dan tulislah.


footnote:
1.    Serius amat bacanya(hehee)
2.   Iseng-iseng aja..
3. Maklum lagi liburan
4.  Cie…kerenkan