Sunday 18 January 2015

ANTARA JOKOWI DAN ABU NAWAS

Pada era pemerintahan Jokowi harga BBM menjadi fenomena yang sangat luar biasa. Hal ini terkait dengan sikap pemerintah yang terlihat plin-plan dalam menetapkan harga BBM, yang mana ketika harga minyak dunia turun, pemerintah dengan analisa pakar ekonomi yang dimiliki dan sikap santunannya kemudian menaikkan harga BBM. Dari harga Rp6.500 per liter untuk jenis premium menjadi Rp8500 per liter dan dari harga Rp5.500 per liter untuk jenis solar menjadi Rp7.500 per liter. Alasannya klasik, demi kesejahteraan rakyat Indonesia karena anggaran subsidi BBM saat ini tidak tepat sasaran.

Fenomena kenaikan harga BBM ini pun banyak menuai  penolakan dari berbagai kalangan, terutama dari profesi, akademisi, dan pengamat ekonomi. Sampai-pampai nyawapun sudah dikorbankan demi menolak naiknya harga BBM. Namun semua itu tidak mengubah sikap pemerintah untuk tetap menaikkan harga BBM. Dan rakyat kecil pun sepertinya menerima atas ketetapan pemerintah sebagai takdir terberat yang mungkin harus mereka terima dengan ikhlas dan lapang dada.