KHUTBAH JUM’AT
KEBAHAGIAN
DUNIA DAN AKHIRAT
(Oleh
Fahri Sabirin & Aswandi)
انّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً
كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ
اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ
مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ
فِي النّارِ.
Saudara-saudara jamaah
jum’at rahimakumullah!
Melalui mimbar khutbah
ini, terlebih dahulu saya berwasiat kepada diri pribadi dan kepada segenap
hadirin jumat, marilah kita berusaha untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita
kepada Allah SWT. Shalawat dan salam
semoga senantiasa dilimpahkan-Nya kehadirat penghulu kita Muhammad SAW serta
kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang mengikuti sunnahnya hingga akhir
masa. Amin ya rabbal ‘alamin.
Hidup kita adalah
berbilang hari, bulan, dan tahun. semua itu telah diatur oleh Allah SWT dengan silih berganti, itu berarti umur kita
semakin bertambah namun jatah umur kita semakin berkurang. Dengan demikian agar
kita dapat menumbuhkan kesadaran diri bahwa hakikat hidup kita adalah tak
ubahnya seperti musafir yang singgah sejenak guna mempersiapkan bekal menuju
perjalanan yang lebih panjang yaitu akhirat. Selain itu juga, kita mengemban amanah
sebagai khalifah di muka bumi ini yang memiliki tugas untuk mengolah dan
memakmurkan alam semesta ini supaya tercapai kebahagian hidup sebagaimana yang
telah Allah SWT gariskan dalam syariah islam, yang berpedoman pada Al Quran dan
as sunnah.
Tugas hidup kita adalah
mengusahakan kebahagian hidup di dunia dan mempersiapkan bekal untuk
kesalamatan hidup di akhirat. Dua kepentingan hidup inilah yang
melatarbelakangi keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat.
Nabi SAW bersabda:
اعمل لدنياك كانك تعيش ابدا, واعمل
لآخرتك كانك تموت غدا
Artinya “berusahalah
untuk urusan duniamu seolah-olah engkau hidup selamanya, dan berusahalah untuk
akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok” (HR Ibnu Asakir)
Jelaslah bahwa hadits
di atas merupakan bukti bahwa islam adalah agama dunia dan akhirat. Bahkan
islam melarang umatnya yang hanya menekuni satu diantara dua kepentingan di
dalam hidup dan Islam sangat menekankan agar umat islam menyeimbangkan diantara
dua kepentingan tersebut (dunia dan akhirat). Allah SWT berfirman:
و ابتغ فيما اتاك الله الدار الأخرة
و لا تنس نصيبك من الدنيا و احسن كما احسن الله اليك, و لا تبغ الفساد فى الأرض,
ان الله لا ييحب المفسدين
“dan carilah apa yang telah dianugerahkan
kepadamu (kebahagian) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagian
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi. Sesugguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al
Qashash:77)
Ayat ini menggambarkan
betapa indahnya dan baiknya ajaran islam karena perhatiannya terhadap
kebahagian lahir-batin, material spiritual atas dasar kasih sayang dan hubungan
baik sesama hamba Allah SWT. Dan islam tidak menghendaki kerusakan baik lahir
maupun batin yang ditimbulkan oleh ulah dan prilaku manusia itu sendiri, karena
yang demikian sangat dicela oleh Allah SWT.
Hadirin sidang jum’at
rahimakumullah!
Setelah kita melihat
gambaran hidup sebagaimana uraian tadi maka timbul satu pertanyaan: “Apakah
syarat keberhasilan misi hidup kita ini?”. Dalam hal ini Rasulullah SAW
bersabda:
من اراد الدنيا فعيه بعلم, و من اراد
الأخرة فعليه بعلم, و من اراد هما فعليه بعلم
Artinya “ barangsiapa
yang menghendaki kebahagian dunia maka wajib atasnya untuk mengetahui ilmunya.
Dan barangsiapa yang menghendaki kebahagian di akhirat maka wajib baginya untuk
mengetahui ilmunya. Dan barangsiapa menghendaki kebahagian keduanya, maka wajib
baginya untuk mengetahui ilmunya”. (Al Hadits)
Hadits tersebut
merupakan jawaban langsung pertanyaan tadi. Ilmu merupakan syarat utama untuk
mencapai cita-cita, ilmu merupakan syarat utama untuk mencapai keberhasilan
hidup kita, sekaligus sebagai bukti bahwa ilmu adalah kekayaan yang sangat
berharga dalam hidup kita ini.
Hadirin sidang jum’at
rahimakumullah!
Pengertiannya ialah
meskipun harta kekayaan yang sangat melimpah, menumpuk, baik berupa uang,
gedung-gedung bertingkat atau sawah ladang yang luas dan kebun yang
berbidang-bidang, namun apabila pemiliknya tidak berilmu maka harta kekayaan
itu akan habis tidak menentu, entah dibohongi atau ditipu orang lain, atau
penggunaannya kurang efektif lantaran kebodohannya atau tidak bisa mengambil
manfaat, atau tidak punya pengetahuan untuk menggali kekayaan tersebut
lantarann tidak ada ilmunya.
Hadirin sidang jum’at
rahimakumullah!
Menurut ajaran islam
menuntut ilmu tidak terbatas oleh usia, tetapi untuk semua usia bahkan sampai
kita meninggal dunia. Sebagaimana sabdanya:
اطلبوا العلم من المهد الى اللهد
Artinya : “Tuntutlah
ilmu (belajarlah) sejak dari ayunan(bayi) sampai keliang lahad (wafat).
Ini saja yang dapat
saya sampaikan, mudah-mudahan dengan ilmu, kita akan sukses dan bahagia dunia
dan akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.
بارك الله لي و لكم فى القران العظيم
و استغفروه انه هو الغفور العظيم
No comments:
Post a Comment