Wanita
Tua
(sebuah
catatan di subuh pagi)
Seperti biasanya ketika
mendengar suara panggilan adzan subuh saya langsung bergegas menuju masjid Az
Zikra. Sebuah masjid yang dipimpin oleh kiyai besar, yaitu ustadz KH Arifin
Ilham. Untuk kesekian kalinya ditengah perjalanan saya tertegun ketika melihat
seorang wanita tua dengan sebuah karung ditangannya sambil berjalan menuju
masjid. Ditengah perjalanan menuju masjid sesekali wanita tua itu
melihat-melihat tempat sampah yang ia lewati sembari menuju tempat wudhu wanita.
Dan terkadang sambil memungut sampah yang kemudian memasukkannya kedalam karung.
Untuk mengobati rasa penasaranku, ku perhatikan benar-benar wanita tua itu.
Apakah ia benar-benar akan melaksanakan shalat subuh atau hanya ingin sekedar
mencari barang bekas yang ada di sekitar masjid. Kali ini saya benar-benar
dibuat takjub oleh wanita tua itu, ternyata ia benar-benar melaksanakan shalat
subuh berjama’ah di masjid. Subhanallah, itulah kalimat yang dapat terucap ketika
wanita tua itu mengambil sebuah mukena masjid yang akan ia pakai untuk shalat
subuh.
Sebenarnya sudah lama
saya melihat wanita tua itu mengambil sampah atau barang bekas yang ada di
tempat sampah disekitaran masjid Az Zikra, dan hal itupun sudah membuat saya
terkagum kepada wanita tua itu. Bagaimana tidak, di zaman seperti sekarang ini
terkadang orang lebih memilih hidup dengan cara pintas dengan berbagai cara seperti
meminta-minta, ngamen, atau yang lebih ekstrim dengan mencuri barang milik
orang lain. Bahkan tidak jarang kita melihat banyak diantara para pengemis yang
masih berusia produktif, namun lebih memilih menjadi pengemis. Wanita tua itu
lebih memilih kemulian hidup dengan menjaga harga diri (‘iffah ) dari
pada meminta-minta dengan cara merendahkan diri dihadapan manusia.
Rasulullah saw
bersabda, “Terus-menerus seseorang itu suka meminta-minta kepada orang lain
hingga pada hari kiamat dia datang dalam keadaan diwajahnya tidak ada sepotong
dagingpun” (HR Bukhari dan Muslim dari Amru bin Ash). Mungkin wanita tua itu
tidak tahu dengan hadits ini, akan tetapi kemulian diri dan keyakinan bahwa
Allah swt sang pemberi rizki yang membuat wanita tua itu memilih jalan hidup
seperti ini.
Banyak pelajaran yang
seharusnya kita ambil dari wanita tua itu. Mungkin saja wanita itu seorang yang
miskin dan berpendidikan rendah, akan tetapi wanita tua itu tidak mau menjadi
miskin dan rendah dihadapan manusia dan Allah SWT. Kurangnya harta bukan
menjadi penghalang bagi wanita tua itu untuk taat kepada Allah swt, yaitu
dengan selalu menajaga shalat subuh dan menjaga diri dari meminta-minta. Dan Semoga
Allah swt memberikan kelapangan dan keberkahan rezeki kepada saya, wanita tua
itu, dan kita semua agar dapat membantu orang-orang yang kurang mampu.
Bogor, 27 September 2013
No comments:
Post a Comment