Sunday 11 May 2014

CATATAN TEMILNAS MALANG 2014



Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) bagi KSEI Progres ataupun teman-teman Tazkia bukanlah sesuatu yang asing lagi. Semua tahu bahwa TEMILNAS merupakan ajang tahunan mahasiswa ekonomi syariah seluruh Indonesia yang tergabung dalam Forum Silaturrahmu Studi Ekonomi Islam (FOSSEI). Banyak acara yang diadakan dalam TEMILNAS seperti seminar internasional, simposium, olimpiade, kompetisi bisnis plan, dan lain-lain. Dan hampir setiap tahunnya alhamdulillah delegasi dari STEI Tazkia pada ajang olimpiade dan kompetisi selalu menjadi juara.
Pada tahun 2014 kali ini Universitas Negeri Malang (UM) yang menjadi tuan rumah. Seperti biasa STEI Tazkia melalui KSEI Progres juga mengirimkan delegasinya dan salah satu diantaranya adalah saya. Bagi saya TEMILNAS MALANG memiliki cerita tersendiri, tidak seperti cerita TEMILNAS sebelumnya.

 
Kota Malang I’m Coming
Tepatnya hari senen tanggal 24 maret 2014 pukul 13:40 WIB dengan kereta ekonomi Matarmaja saya dan teman-teman delegasi meluncur menuju kota Malang dengan penuh optimis dapat mengulang kesuksesan TEMILNAS sebelumnya. Setelah melalui perjalanan sekitar 17 jam akhirnya kami nyampai di Kota Malang pada hari selasa 25 Maret 2014. Tidak langsung menuju lokasi TEMILNAS tetapi menuju ke rumah salah satu rekan kami yang ada di Malang untuk istirahat sejenak sambil bersih-bersih dan persiapan untuk silaturrahmi ke alumni STEI Tazkia yang ada di Pasuruan (Pembukaan TEMILNAS hari kamis, masih lama hehe)

Kota Pasuruan I’m Silaturrahim
Dengan menyewa sebuah mobil avanza (keren kan..hehe) kami akhirnya meluncur menuju kota Pasuruan. Tibalah kami sebuah desa yang bernama Sidogiri. Subhanallah sepanjang perjalanan perasaan orang-orang gak ada yang pakai celana (mereka pada pakai sarung guys..hhee). Sarung di sini sepertinya merupakan pakaian wajib, ke sawah juga pakai sarung. Bagi orang seperti saya gokil abis dech, coba bayangin aja pakai sepeda motor gede juga pakai sarung (gimana naiknya ya...). Pokoknya everywhere pakai sarung.
Gara-gara sarung hampir aja kita lupa ternyata kita udah nyampai di rumah alumni yang bernama Kak Abdul Wahid. Beliau adalah mantan ketua KSEI Progres sekaligus alumni terbaik STEI Tazkia. Alhadulillah kedatangan kita disambut dengan baik oleh beliau.
Banyak cerita dan wejangan yang disampaikan oleh beliau kepada kita. Salah satunya ialah cerita tentang TEMILNAS yang pernah beliau ikuti. Beliau mengatakan apapun hasil yang akan di dapat dalam TEMILNAS Malang nanti hendaklah semuanya diserahkan kepada Allah. Karena Allah tahu apa yang terbaik buat hambanya.
Setelah banyak mendapat nasehat dari kak Abdul Wahid, kami diajak untuk makan malam bersama dengan hidangan tradisional khas Pasuruan yang tidak akan kita temukan di kota bogor. subhanallah, udah enak plus gratis lagi. (dasar mahasiswa...!hehhe)   

 Pesantren Sidogiri I’m Silaturrahim
Tepatnya setelah shalat maghrib, kita pamitan kepada kak Abdul Wahid. Destinasi selanjutnya ialah silaturrahim ke Pesantren Sidogiri. Sebuah Pesantren yang sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa Tazkia, karena memang setiap tahunnya Pesantren Sidogiri selalu mengirimkan santri terbaiknya untuk menimba ilmu ekonomi islam di STEI Tazkia.

Sekitar sepuluh menit dari kediamana kak Abdul Wahid akhirnya kita sampai di Pesantren Sidogiri. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pesantren Sidogiri saya sudah dibuat terpesona olehnya. Terpesona oleh semangat keilmuan para santri. Setiap sudut dan tempat, kita akan mendapatkan para santri yang sedang mengaji. Ada yang menghafal al Qur’an, mengaji kitab kuning, mengaji bahasa arab, dan  mengaji ilmu-ilmu yang lainnya. Sungguh sangat berbeda dengan kebanyakan para mahasiswa, kita akan sangat mudah mendapatkan mahasiswa yang hanya sebagai label saja (malas kuliah, kerjaannya hanya main game, gitulah pokoknya...hehe).
Ada yang sangat menarik dari Pesantren ini yang patut untuk dijadikan taladan, bahwasanya Pesantern Sidogiri merupakan salah satu pesantren yang paling sukses dalam mengelola usaha ekonomi Pesantren. Mulai dari usaha air minum kemasan, ritel, toko kelontong, dan koperasi simpan pinjam yang asetnya mencapai triliunan rupiah dengan cabang di berbagai tempat di Indonesia. Subhanallah sungguh menakjubkan.
Oh iya hampir aja lupa. Kita juga salaman dan minta do’a kepada K.H Nawawi Abdul Djalil pengasuh Pesantren Sidogiri agar kita diberikan yang terbaik oleh Allah dalam TEMILNAS Malang ini. Apapun hasilnya, yang penting Allah ridha.
 
To be Continue...  

#kominfocontest

  

No comments:

Post a Comment