Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) bagi KSEI Progres ataupun
teman-teman Tazkia bukanlah sesuatu yang asing lagi. Semua tahu bahwa TEMILNAS
merupakan ajang tahunan mahasiswa ekonomi syariah seluruh Indonesia yang
tergabung dalam Forum Silaturrahmu Studi Ekonomi Islam (FOSSEI). Banyak acara
yang diadakan dalam TEMILNAS seperti seminar internasional, simposium,
olimpiade, kompetisi bisnis plan, dan lain-lain. Dan hampir setiap tahunnya
alhamdulillah delegasi dari STEI Tazkia pada ajang olimpiade dan kompetisi
selalu menjadi juara.
Pada tahun 2014 kali ini Universitas Negeri Malang (UM) yang
menjadi tuan rumah. Seperti biasa STEI Tazkia melalui KSEI Progres juga
mengirimkan delegasinya dan salah satu diantaranya adalah saya. Bagi saya
TEMILNAS MALANG memiliki cerita tersendiri, tidak seperti cerita TEMILNAS
sebelumnya.
Tepatnya hari senen tanggal 24 maret 2014 pukul 13:40 WIB dengan kereta
ekonomi Matarmaja saya dan teman-teman delegasi meluncur menuju kota Malang
dengan penuh optimis dapat mengulang kesuksesan TEMILNAS sebelumnya. Setelah
melalui perjalanan sekitar 17 jam akhirnya kami nyampai di Kota Malang pada
hari selasa 25 Maret 2014. Tidak langsung menuju lokasi TEMILNAS tetapi menuju
ke rumah salah satu rekan kami yang ada di Malang untuk istirahat sejenak
sambil bersih-bersih dan persiapan untuk silaturrahmi ke alumni STEI Tazkia
yang ada di Pasuruan (Pembukaan TEMILNAS hari kamis, masih lama hehe)
Kota Pasuruan I’m Silaturrahim
Dengan menyewa sebuah mobil avanza (keren kan..hehe) kami akhirnya
meluncur menuju kota Pasuruan. Tibalah kami sebuah desa yang bernama Sidogiri. Subhanallah
sepanjang perjalanan perasaan orang-orang gak ada yang pakai celana (mereka
pada pakai sarung guys..hhee). Sarung di sini sepertinya merupakan pakaian
wajib, ke sawah juga pakai sarung. Bagi orang seperti saya gokil abis dech, coba
bayangin aja pakai sepeda motor gede juga pakai sarung (gimana naiknya ya...). Pokoknya
everywhere pakai sarung.
Gara-gara sarung hampir aja kita lupa ternyata kita udah nyampai di
rumah alumni yang bernama Kak Abdul Wahid. Beliau adalah mantan ketua KSEI
Progres sekaligus alumni terbaik STEI Tazkia. Alhadulillah kedatangan kita
disambut dengan baik oleh beliau.
Banyak cerita dan wejangan yang disampaikan oleh beliau kepada
kita. Salah satunya ialah cerita tentang TEMILNAS yang pernah beliau ikuti. Beliau
mengatakan apapun hasil yang akan di dapat dalam TEMILNAS Malang nanti
hendaklah semuanya diserahkan kepada Allah. Karena Allah tahu apa yang terbaik
buat hambanya.
Setelah banyak mendapat nasehat dari kak Abdul Wahid, kami diajak
untuk makan malam bersama dengan hidangan tradisional khas Pasuruan yang tidak
akan kita temukan di kota bogor. subhanallah, udah enak plus gratis lagi. (dasar
mahasiswa...!hehhe)
Pesantren Sidogiri I’m
Silaturrahim
Tepatnya setelah shalat maghrib, kita pamitan kepada kak Abdul
Wahid. Destinasi selanjutnya ialah silaturrahim ke Pesantren Sidogiri. Sebuah
Pesantren yang sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa Tazkia, karena memang
setiap tahunnya Pesantren Sidogiri selalu mengirimkan santri terbaiknya untuk
menimba ilmu ekonomi islam di STEI Tazkia.
Sekitar sepuluh menit dari kediamana kak Abdul Wahid akhirnya kita
sampai di Pesantren Sidogiri. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pesantren
Sidogiri saya sudah dibuat terpesona olehnya. Terpesona oleh semangat keilmuan
para santri. Setiap sudut dan tempat, kita akan mendapatkan para santri yang
sedang mengaji. Ada yang menghafal al Qur’an, mengaji kitab kuning, mengaji
bahasa arab, dan mengaji ilmu-ilmu yang
lainnya. Sungguh sangat berbeda dengan kebanyakan para mahasiswa, kita akan
sangat mudah mendapatkan mahasiswa yang hanya sebagai label saja (malas kuliah,
kerjaannya hanya main game, gitulah pokoknya...hehe).
Ada yang sangat menarik dari Pesantren ini yang patut untuk
dijadikan taladan, bahwasanya Pesantern Sidogiri merupakan salah satu pesantren
yang paling sukses dalam mengelola usaha ekonomi Pesantren. Mulai dari usaha
air minum kemasan, ritel, toko kelontong, dan koperasi simpan pinjam yang
asetnya mencapai triliunan rupiah dengan cabang di berbagai tempat di
Indonesia. Subhanallah sungguh menakjubkan.
Oh iya hampir aja lupa. Kita juga salaman dan minta do’a kepada K.H
Nawawi Abdul Djalil pengasuh Pesantren Sidogiri agar kita diberikan yang
terbaik oleh Allah dalam TEMILNAS Malang ini. Apapun hasilnya, yang penting
Allah ridha.
To be Continue...
#kominfocontest
No comments:
Post a Comment