Sunday 11 May 2014

Pejuang Minoritas : Mengembalikan Spirit Juang Ekonomi Syariah



Tiada satu pun perjuangan di muka bumi ini tanpa adanya pengorbanan. Begitu pula halnya dalam memperjuangkan ekonomi syariah, pastinya sangat membutuhkan banyak pengorbanan.
  
Kita sadar bahwasanya ekonomi syariah masih menjadi minoritas jika dibandingkan dengan ekonomi kapitalis. Misalnya saja bank syariah yang jika dibandingkan dengan bank konvensional masih ketinggalan jauh dalam segala hal, baik dalam hal jumlah, aset, pendapatan, dan lain-lain.


Bukanlah seorang pejuang ekonomi syariah yang hanya menyerah pada keadaan. Seorang pejuang ekonomi syariah ia akan selalu berjuang dan berjuang dalam keadaan apapun, tidak peduli dengan sedikitnya jumlah, sedikitnya aset, ataupun sedikitnya orang yang berjuang bersamanya. Karena mereka yakin bahwasanya Allah SWT pasti akan memberikan petunjuk jalan keluar bagi mereka yang sungguh-sungguh berjuang di jalan-Nya. Allah SWT berfirman:

“dan orang-orang yang memperjuangkan agama Kami dengan segala penderitaan, niscaya akan Kami bukakan jalan-jalan keluar dari kesulitan mereka. Dan sungguh Allah bersama mereka yang memperjuangkan agama Allah dengan baik” (QS. Al Ankabut : 69) 


Imam Ahmad bin Hanbal, dalam bukunya Az Zuhud(Rahman, 2013), meriwayatkan bahwa suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab berjalan di sebuah pasar. Saat melintas, dia mendengar seorang laki-laki sedang berdoa.

Dalam pandangan Umar, orang itu berdoa dengan aneh dan tak biasa. Orang itu berdoa, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang yang sedikit.”

Merasa aneh dengan cara berdoa orang itu, Umar mendatanginya seraya bertanya, “Wahai hamba Allah, siapa yang engkau maksud dengan golongan orang yang sedikit itu? Dan, dari mana engkau mendapatkan doa yang demikian itu?”

Lelaki itu menjawab, “Aku mendengar Allah berfirman, ‘Dan, tidaklah beriman bersamanya (Nuh), kecuali sedikit.’ (QS Hud [11]: 40). Kemudian pada ayat lain, aku mendengar Allah berfirman, ‘Dan, hanya sedikit dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.’” (QS Saba [34]: 13). Mendengar jawaban cerdas dari lelaki itu, Umar berkata, “Setiap orang lebih faqih (ahli) daripada Umar.” 

Dari kisah Umar ini seharusnya pejuang ekonomi syariah lebih berbesar hati dan percaya diri dalam berjuang. Banyak jumlah,  minoritas ataupun mayoritas bukanlah ukuran suatu kebenaran.
Adalah salah jika suatu kebenaran diukur dari banyak jumlah (mayoritas). Saat ini banyak orang telah dibuat rabun oleh istilah mayoritas. Dan merasa salah jika berada dalam posisi minoritas walaupun sebenarnya  berada dalam jalur kebenaran sehingga idealisme ilahiah yang tertanam akhirnya dikorbankan. 

Sebagai pejuang ekonomi syariah seharusnya bangga menjadi minoritas. Dan tidak ada jaminan kalau yang minoritas itu akan kalah, namun sebaliknya Allah SWT menjamin kemenangan bagi yang minoritas. Allah SWT berfirman:

“...berapa banyak kelompok yang kecil dapat mengalahkan kelompok yang besar dengan pertolongan Allah?Allah menyertai orang-orang yang tabah menghadapi musuh dalam perang” (QS Al baqarah: 249)

#kominfocontest

No comments:

Post a Comment