Tiada satu pun perjuangan di muka bumi ini tanpa adanya pengorbanan. Begitu pula halnya dalam memperjuangkan ekonomi syariah, pastinya sangat membutuhkan banyak pengorbanan.
Kita
sadar bahwasanya ekonomi syariah masih menjadi minoritas jika dibandingkan
dengan ekonomi kapitalis. Misalnya saja bank syariah yang jika dibandingkan
dengan bank konvensional masih ketinggalan jauh dalam segala hal, baik dalam
hal jumlah, aset, pendapatan, dan lain-lain.
Bukanlah
seorang pejuang ekonomi syariah yang hanya menyerah pada keadaan. Seorang
pejuang ekonomi syariah ia akan selalu berjuang dan berjuang dalam keadaan
apapun, tidak peduli dengan sedikitnya jumlah, sedikitnya aset, ataupun
sedikitnya orang yang berjuang bersamanya. Karena mereka yakin bahwasanya Allah
SWT pasti akan memberikan petunjuk jalan keluar bagi mereka yang
sungguh-sungguh berjuang di jalan-Nya. Allah SWT berfirman:
“dan
orang-orang yang memperjuangkan agama Kami dengan segala penderitaan, niscaya
akan Kami bukakan jalan-jalan keluar dari kesulitan mereka. Dan sungguh Allah
bersama mereka yang memperjuangkan agama Allah dengan baik” (QS. Al Ankabut :
69)
Imam
Ahmad bin Hanbal, dalam bukunya Az Zuhud(Rahman, 2013), meriwayatkan bahwa
suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab berjalan di sebuah pasar. Saat melintas,
dia mendengar seorang laki-laki sedang berdoa.
Dalam pandangan Umar, orang itu berdoa dengan aneh dan tak biasa. Orang itu berdoa, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang yang sedikit.”
Merasa
aneh dengan cara berdoa orang itu, Umar mendatanginya seraya bertanya, “Wahai
hamba Allah, siapa yang engkau maksud dengan golongan orang yang sedikit itu?
Dan, dari mana engkau mendapatkan doa yang demikian itu?”
Lelaki
itu menjawab, “Aku mendengar Allah berfirman, ‘Dan, tidaklah beriman bersamanya
(Nuh), kecuali sedikit.’ (QS Hud [11]: 40). Kemudian pada ayat lain, aku
mendengar Allah berfirman, ‘Dan, hanya sedikit dari hamba-hamba-Ku yang
bersyukur.’” (QS Saba [34]: 13). Mendengar jawaban cerdas dari lelaki itu, Umar
berkata, “Setiap orang lebih faqih (ahli) daripada Umar.”
Dari kisah Umar ini seharusnya
pejuang ekonomi syariah lebih berbesar hati dan percaya diri dalam berjuang. Banyak
jumlah, minoritas ataupun mayoritas
bukanlah ukuran suatu kebenaran.
Adalah salah jika suatu kebenaran
diukur dari banyak jumlah (mayoritas). Saat ini banyak orang telah dibuat rabun
oleh istilah mayoritas. Dan merasa salah jika berada dalam posisi minoritas
walaupun sebenarnya berada dalam jalur
kebenaran sehingga idealisme ilahiah yang tertanam akhirnya dikorbankan.
Sebagai pejuang ekonomi syariah
seharusnya bangga menjadi minoritas. Dan tidak ada jaminan kalau yang minoritas
itu akan kalah, namun sebaliknya Allah SWT menjamin kemenangan bagi yang
minoritas. Allah SWT berfirman:
“...berapa banyak kelompok yang
kecil dapat mengalahkan kelompok yang besar dengan pertolongan Allah?Allah
menyertai orang-orang yang tabah menghadapi musuh dalam perang” (QS Al baqarah:
249)
#kominfocontest
No comments:
Post a Comment